top of page
Search

PB Djarum Vs KPAI

Updated: Dec 26, 2019

PT Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 1950-an di Kudus, Jawa Tengah dengan pemasaran produk tidak hanya di pasar nasional namun juga telah tersebar ke internasional (sumber: https://www.djarum.com/). Perusahaan ini didirikan oleh Oei Wie Gwan dan diteruskan oleh anaknya Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono yang berhasil membawa kesuksesan besar dalam perkembangannya. Pada tahun 1974 CEO PT Djarum yakni Robert Budi Hartono, mendirikan PB Djarum untuk mewadahi bakat dan minat karyawannya di cabang olahraga bulu tangkis yang awalnya diberi nama komunitas Kudus. Seiring berjalannya waktu banyak pemain di bawah bimbingan PB Djarum yang kemudian mendulang kesuksesan, sehingga PB Djarum mendirikan GOR untuk memfasilitasi para pemainnya. Gor tersebut dibangun pada tahun 2004 dan diresmikan pada tahun 2006. PB Djarum juga telah mengkaderisasi atlet bimbingannya melalui penjaringan secara nasional setiap tahun di berbagai kota, dengan harapan dapat menggapai prestasi besar demi mengharumkan nama bangsa, baik di kancah nasional maupun internasional. Salah satu atlet besar Indonesia yang sekaligus tergabung di bawah bimbingan PB Djarum yakni Liem Swie King tercatat menjuarai ajang All England di tahun 1979 dan 1981. Hal itulah yang juga kemudian mendasari Budi Hartono untuk mengembangkan komunitas Kudus untuk jenjang yang lebih serius dan tersistem.


https://media.beritagar.id/2016-06/thumbnail_640/wd/74986b7d5dc7aeac293a6e7ae0762651.jpg

Hingga saat ini PB Djarum telah rutin membuka pendaftaran beasiswa bagi atlet bulu tangkis yang diterima dan dilatih oleh PT Djarum. Selain itu banyak atlet jebolan PB Djarum yang berhasil mendulang prestasi dengan membawa nama Indonesia, yakni Kevin Sanjaya yang berhasil memperoleh predikat pemain bulu tangkis terbaik ganda putra dari BPW, Mohammad Ahsan sebagai juara di Kejuaraan Bulu tangkis 2019, Tontowi Ahmad yang pernah menjadi juara di All England dan juara BWF World Championships, Alan Budi Kusuma yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade 1992 serta Juara Thomas Cup 1996 (sumber: https://hot.liputan6.com/read/4057403/5-atlet-jebolan-pb-djarum-yang-prestasinya-mendunia-harumkan-indonesia), dan masih banyak lagi. Melalui berbagai pencapaiannya tersebut, tidak heran jika PB Djarum mampu bertahan sekian lama dan mendapat banyak dukungan serta memperoleh antusiasme positif dari masyarakat. Namun, baru-baru ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menggugat PB Djarum dengan tuntutan eksploitasi anak demi mempromosikan produk rokoknya. Melalui salah satu wawancara, pihak Djarum sebenarnya telah menegaskan bahwa penggunaan nama produk dalam atribut atlet tidak ada kaitannya dengan promosi rokok mereka, selain itu mengingat PB Djarum juga dibiayai serta difasilitasi oleh PT Djarum maka sudah sewajarnya nama yang digunakan mengandung unsur perusahaan induk (sumber: https://tirto.id/sejarah-pb-djarum-dan-perbedaannya-dengan-pabrik-rokok-ehKA). Meski begitu KPAI tetap menggugatnya karena dianggap fakta penggunaan nama rokok bertolak belakang jika disandingkan dengan olahraga. Demi menyelesaikan perseteruan ini kemudian dilakukan berbagai mediasi antara kedua pihak tersebut, bahkan Kepala Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Imam Nahrawi juga turut serta menengahi kedua belah pihak agar segera menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan (sumber: https://sport.detik.com/raket/d-4703600/resmi-audisi-bulutangkis-pb-djarum-tetap-jalan-tapi-ganti-nama).


Kabar mengenai penghentian seleksi atlet PB Djarum juga sempat mewarnai kontroversi di Indonesia. Hingga di media sosial pun banyak beredar meme serta komentar netizen mengenai keputusan tersebut. Beberapa orang yang menyayangkan hal tersebut bahkan banyak menyindir KPAI melalui salah satu cuitannya di platform media sosial twitter yang menampilkan foto anak dibawah umur memegang bendera HTI dan turut serta ikut aksi di lapangan, foto tersebut dibarengi dengan caption “Mungkin yang ada di pikiran @KPAI_official selama tidak ada sponsor rokok boleh boleh saja. Kalo bawa anak kan nasi bungkus jadi nambah. Lumayan buat nyambung idup.”. Berbagai sindiran lain juga terus membanjiri platform media sosial yang merujuk pada perbandingan anak ketika berhasil menjadi atlet Djarum dengan yang tidak. Menanggapi hal tersebut kemudian pemerintah kembali menggelar mediasi yang kemudian berhasil mendapatkan kesepakatan bahwa PB Djarum akan tetap membuka seleksi atletnya namun dengan tidak lagi menampilkan produk rokok di atribut para atletnya.



PB Djarum kemudian juga telah mengumumkan bahwa audisi penjaringan atletnya diganti menjadi ‘Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis’ dengan tidak menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum. Oleh karena itu, pada tanggal 29 Juli 2019 KPAI secara resmi mencabut surat gugatannya. Meski telah mendapatkan titik tengahnya, masih banyak yang menyayangkan keputusan KPAI yang menggugat hanya karena tuduhan eksploitasi anak melalui branding rokoknya, mengingat dalam fakta lapangan hal tersebut tidak terjadi penyelewengan. Menurut saya KPAI juga dirasa kurang objektif dalam menilai sesuatu karena jika dilihat dari track record PB Djarum yang sebenarnya perlu lebih diperhatikan karena berhasil mendulang banyak prestasi untuk negara daripada sekedar nama brand yang melekat di baju atletnya.

Melihat berbagai fakta eksistensi PB Djarum dalam dunia keolahragaan bulu tangkis, tidak dapat dipungkiri bahwa fasilitas, pelatihan, serta pencapaiannya membawa banyak hal positif. Selain melatih banyak atlet, PB Djarum juga dengan konsisten mengadakan pengkaderan melalui pembukaan seleksi atlet barunya setiap tahun. Menghadapi gugatan KPAI pun PB Djarum akhirnya harus merubah sedikit wajah yang telah lama digaungkannya untuk menepis tuduhan eksploitasi anak. Penyelesaian yang telah menemukan titik tengah ini saya harap dapat menjadi akhir masalah dan tidak mempengaruhi mental para atlet maupun calon atlet yang menjadi salah satu objek sorotan. Terlepas dari berbagai pro dan kontra yang diusung kedua instansi tersebut, diharapkan PB Djarum tetap bisa menghasilkan atlet-atlet muda bulu tangkis dan tetap mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, selain itu dari pihak pemerintah juga bisa tetap masif mendukung berbagai program dalam negeri yang memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa dan negara.

35 views0 comments

Recent Posts

See All

PEMBATASAN JAM MALAM BAGI PEREMPUAN

Nama: Hanum Ari Prastiwi NIM: 18/424761/SA/19133 Mata Kuliah: Komposisi Menulis Kreatif (menulis etnografi) Alasan pembatasan jam malam pada perempuan terutama suku Jawa sudah tidak asing dengan kalim

bottom of page