top of page
Search
  • Writer's pictureHae

Obi: Volunteering Adalah Momentum Pengembangan Diri

(Oleh Haerunnisa dan Nanda Sazkya)


Tergabung menjadi seorang volunteer atau relawan adalah sebuah hal yang sering kali dan umum dilakukan. Membantu dengan sukarela, meluangkan waktu dan kemampuan serta tenaga dalam mencapai tujuan tertentu. Volunteer sering dilakukan dalam sebuah acara di bidang kemanusiaan, lingkungan, sosial, juga perhelatan besar semacam festival. Acara dan event yang membuka kesempatan untuk menjadi volunteer biasanya berada pada taraf yang besar serta jangkauan yang luas.


Beberapa event besar di Jogjakarta yang digelar setiap tahun, rutin membuka pendaftaran untuk volunteer. Memberikan ruang bagi para insan yang berniat untuk memberikan kontribusi. Festival Film Dokumenter adalah salah satunya. Festival Film Dokumenter atau yang biasa di singkat menjadi FFD merupakan sebuah festival tahunan yang khusus memberi ruang untuk film-film dokumenter. Didirikan pada tahun 2002, FFD menjadi festival film dokumenter pertama untuk Indonesia dan Asia Tenggara. FFD rutin digelar setiap tahun pada bulan Desember, selalu mencoba mengangkat isu-isu sosial yang hangat sebagai fokus utama sekaligus menjadi sebuah wadah bagi para sineas dan khalayak luas untuk lebih mengenal film. FFD telah mengenalkan film dokumenter pada khalayak luas lewat agenda-agenda mereka, screening dan diskusi yang membangun.


Festival Film Dokumenter ini juga menjadi sebuah momentum bagi para insan-insan yang mencintai dunia film untuk saling bertemu dan berbagi kisah. Salah satu teman yang kami kenal juga membagikan kisahnya pada kami, menceritakan apa yang ia rasakan ketika menjadi bagian dalam Festival Film Dokumenter. Terhitung sejak kali pertama ia bergabung, tahun ini adalah tahun keduanya. Ia membagikan cerita tentang perasaan yang ia rasakan ketika menjadi bagian dalam event ini. Setelah dua tahun ia menjadi salah satu volunteer di Festival Film Dokumenter Jogja, ia baru merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang yang dicintai dan berguna bagi orang lain.


Obi memang sudah tergabung dalam team volunteer Festival Film Dokumenter selama 2 tahun berturut-turut. Awalnya obi bergabung menjadi seorang volunteer dengan tujuan untuk mendapat lebih banyak relasi dan teman. Di tahun pertama, ia menjadi seorang yang pasif, lebih banyak mendengarkan perintah. Sedangkan di tahun kedua, ia merasa pada akhirnya ia menjadi seorang yang berperan. Tahun ini, menurutnya menjadi volunteer pada Festival Film Dokumenter adalah sebuah momentum untuk mengembangkan diri.


Untuk Obi Festival Film Dokumenter bukan hanya sekedar ajang pemutaran film, Festival Film Dokumenter adalah ruang yang memberikan akses pada pencintanya. Tidak banyak Festival Film Dokumenter yang seperti FFD Jogja menurutnya, untuk itu dia senang dapat menjadi bagian dalam acara sebesar ini. Ditambah lagi, jika dibandingkan dengan JAFF, menurut Obi Festival Film Dokumenter lebih “festival” karena tidak mencari profit. Festival film Dokumenter juga tidak hanya sekedar perhelatan biasa, karena ia mendapatkan dana istimewa dari dinas kebudayaan. Menurut kami, sebagai sebuah ruang bagi insan perfilman tentu saja hal ini memang perlu dilakukan untuk mendukung para sineas-sineas yang ada di Indonesia.


Sejak Obi bergabung dalam FFD dua tahun yang lalu, ia merasakan Festival ini berubah, dari segi perencanaan dan manajemennya tahun ini lebih siap. Bahkan sangat sangat lebih siap menurutnya. Dari awal ia mendaftar sebagai volunteer pada tahun ini, sistemnya sudah sangat teratur dan terorganisir. Sebagai seorang volunteer ia juga disediakan sebuah wadah untuktetap menjaga jalur koordinasi supaya lebih teratur.


Tidak hanya sebagai sebuah event secara keseluruhan yang mengalami perkembangan, untuk obi perkembangan itu juga mendapati dirinya sendiri secara personal. Dalam 2 tahun terakhir menjadi volunteer dalam Festival Film Dokumenter, ia dapat merasakan jika juga berubah. Bukan sesuatu yang buruk, perubahan ini adalah hal positif untuknya. Ia bercerita bagaimana di tahun pertamanya ia benar-benar pasif. Dan ditahun kedua ini, meskipun juga sebagai seorang volunteer dan masih bekerja dengan menjalankan perintah dari atasan ia merasa ia menjadi seorang yang lebih baik. Tidak hanya itu tahun ini ia telah mengambil peran, ia menjadi aktif. Banyak sekali pembelajaran ia dapatkan ketika menjadi seorang volunteer. Tujuannya ketika awal bergabung menjadi volunteer juga telah terkabul. Ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai macam latar belakang yang berbeda dan mampu berkenalan serta berteman dengan mereka.


Obi menambahkan jika Festival Film Dokumenter tidak menuntut apapun padanya, pada volunteer yang bekerja untuk membantu menyukseskan jalannya acara. Selama ini ia hanya bekerja menurut jobdesc yang diberikan begitu pula dengan semua orang di timnya. Hanya satu hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menyinggung soal gender. Peraturan-peraturan lain memang tidak tertulis secara jelas dan pasti, namun tim sudah mengetahui dan mengerti. Adanya Festival Film Dokumenter yang tidak menuntut apapun justru menjadi sebuah dorongan untuk Obi supaya bekerja dengan lebih baik dan maksimal. Sepenuh hati memberikan kemampuannya ketika terlibat dalam acara ini.


Menurut obi, Festival Film Dokumenter yang telah menjadikannya sebagai seorang volunteer dan memberikan peran yang besar dalam dirinya juga dibantu oleh beberapa faktor lain. Faktor lain yang berperan dalam perkembangannya, menurutnya adalah bagiamana ia dipercayai. Panitia event atau di sini adalah panitia Festival Film Dokumenter memberikan sebuah ruang untuknya mengembangkan potensi yang ia miliki. Ketika ia ingat lagi bagaimana tahun lalu ketika awal bergabung, sepengamatannya orang di sekitarnya bekerja secara individual sedangkan kali ini lebih banyak orang saling memerhatikan satu sama lain. Kegiatan dan jadwal juga lebih terencana serta lebih jelas. Mengurangi peluang ia dan para volunteer akan dimarahi. Karena dalam rantai ini, jelas para volunteer berada pada tingkat terendah.


Meskipun ia sangat menikmati waktunya menjadi seorang volunteer dalam event ini, bukan berarti tidak ada masa-masa sulit yang ia lewati. Untuk membantu event ini berjalan sesuai rencana, ada kalanya selama 3 hari ia harus merelakan waktu tidurnya terpotong secara derastis. Ketika itu terjadi obi yang memang emotional merasa lebih mudah menangis. Namun, ia karena orang-orang disekitarnya juga mengalami hal yang sama, merasakan hal yang sama semangatnya kembali muncul. Bertemu dengan banyak orang baru membuat semangatnya kembali, berbagi cerita dan pengalaman dengan orang-orang tersebut adalah apa yang ia suka.


Obi bercerita dengan penuh semangat ketika menceritakan tentang temannya dari Jepang yang sempat memberinya bolpoint. Juga sangat bersemangat ketika ia menceritakan temannya dari Korea yang sering berbagi rokok dengannya. Atau temannya dari negara lain yang baru ia kenal memujinya dengan berkata “kamu harus bertemu dengan banyak orang di seluruh dunia”. Perasaan diterima, tangungjawab, dan kepercayaan yang telah ia dapati telah membuatnya menjadi seseorang yang lebih peka dan lebih responsif.


Menjadi seorang volunteer dapat menjadi sebuah tempat pembelajaran yang sesuai bagi seseorang yang menyukai berinteraksi dengan berbagai macam orang. Beragam pelajaran mulai dari etos kerja sampai pelajaran kehidupan yang di dapat ketika menjadi seorang relawan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berharga. Ajang volunteering juga bisa menjadi sebuah tempat untuk mengembangkan diri dan banyak belajar berbagai hal. Festival Film Dokumenter hanyalah salah satu dari sekian banyak event yang dapat memberikan sumbangsih positif bagi kehidupan. Untuk Obi mungkin memang FFD, namun bagi kalian semua yang berada di luar sana beragam tempat telah menunggu kalian untuk berkembang, sebagai seorang penyelenggara atau sebagai seorang volunteer.

160 views0 comments

Recent Posts

See All

MEMAHAMI SITUASI PINGGIRAN LEWAT PERAN FISIK MANUSIA

Oleh Gabriel Dania Rekalino Kandolia Ajang pameran seni rupa Biennale Jogja XV 2019 dilaksanakan secara tersebar di beberapa lokasi di Yogyakarta pada 20 Oktober-30 November 2019. Tahun ini, Biennale

bottom of page