top of page
Search

Miftakhul Ikhlas: Dari Player hingga Garda Terdepan Marching Band UGM

Absherina Olivia Agatha & Yasmiin Aliffiana

source: dokumentasi MB UGM (@mbugm)


Miftakhul Ikhlas atau yang kerap disapa dengan panggilan Ikhlas, merupakan seorang kelahiran Banyuwangi, 8 September 1997. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Marching Band Universitas Gadjah Mada (MB UGM), dan telah berhasil membawa unitnya menjadi juara umum pada kejuaraan Hamengkubuwono CUP pada tahun 2019. Selain itu, ia juga banyak melakukan gebrakan-gebrakan baru serta menghidupkan beberapa program unit yang sempat mati.


Ikhlas merupakan mahasiswa Departemen Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, yang tahun ini tengah menempuh semester tujuh dalam bangku perkuliahan. Ia merupakan jebolan peserta ujian mandiri UGM atau UTUL, yang sebelumnya telah diterima lewat jalur SNMPTN di Malang. Namun karena tidak terlalu senang dengan hasil yang ia dapat –pembangunan –maka ia mencoba peruntungan lain lewat UTUL, walaupun sempat ditentang oleh kedua orang tauanya.


Sosok yang dikenal sabar dan berperawakan kalem ini, ternyata telah berkiprah di dunia marching band sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, tepatnya saat ia menjadi siswa di SMP 2 Gambiran. Ia menjadi player drum band saat duduk di bangku kelas satu dan dua SMP, dan dalam perjalanannya ia sempat memegang bass drum empat dan dua sebagai alat yang dimainkannya. Namun di tingkat sekolah menengah akhir, ia tidak melanjutkan untuk ikut marching band karena memang tidak terdapat unit tersebut di SMA nya.


Perjalanan Menjadi Seorang Player Marching Band


Dalam perjalanannya menjadi seorang player dengan status Anggota Utama (AU), Ikhlas melewati perjalanan yang cukup sama seperti para anggota MB UGM lainnya. Diawali dengan pendaftaran sesuai jalurnya, melakukan test penempatan section atau placement test, latihan dasar, pelantikan pemula, pelantikan anggota utama, latihan regular, hingga karantina dan akhirnya mengikuti kompetisi.


Ikhlas mendaftar menjadi anggota lewat acara Gelanggang Expo. Ia mengaku memang sudah tertarik dengan Marching Band UGM karena mendengar pamor dan prestasinya yang bagus. Ia juga sempat mencari tahu mengenai MB UGM saat mengerjakan tugas PPSMB kala masih menjadi mahasiswa baru. Saat itu, ia juga semakin tertarik tak kala melihat penampilan dari MB UGM saat menjadi pengisi acara PPSMB.


Mendapatkan section battery dengan lini bass drum, Ikhlas yang memang berperawakan tinggi besar, kala menjadi player berkesempatan untuk memegang bass drum lima yang merupakan bass drum terbesar. Alat yang menemaninya selama menjadi player tersebut ia beri panggilan sayang “Mintul”, kepanjangan dari membrannya empuk tapi dipukul tidak mantul. Mintullah yang kemudian menemani dan menjadi saksi bisu Ikhlas selama dua tahun menjadi player di unit MB UGM.


Tahun pertamanya menjadi player, ia akui cukup berat. Pada awalnya, ia jarang dan malas-malasan untuk mengikuti latihan dasar, karena saat awal ia masih sangat berambisi dan menikmati bangku perkuliahan. Ikhlas mengatakan dirinya lebih aktif di fakultas saat awal-awal ia bergabung dalam MB UGM, serta dirinya merasa jika ia lebih dekat dengan teman-teman fakultasnya kala itu.


Selain itu, ia masih sering merasa minder karena lebih banyak player senior yang bermain dalam lininya tahun itu. Untungnya seniornya banyak membantu Ikhlas saat ia ketinggalan atau tidak mengerti materi yang diberikan. Selain itu, tuntutan untuk selalu lengkap lima pasang sebagai lini bass drum –yang akhirnya membentuk ikatan kekeluargaan, membuat ia akhirnya lebih rajin untuk berlatih sebagai player.


Berbagai Pelajaran dan Dinamikanya sebagai Player Marching Band


Menjadi player selama dua tahun, Ikhlas telah mengikuti tiga kejuaraan, yaitu Hamengkubuwono CUP 2017, Drum Battle Grand Prix Marching Band 2017, dan IDCC 2018. Selama dua tahun menjadi player, Ikhlas sendiri mengaku jika tentunya terdapat perbedaan saat ia menjadi junior dan pertama kali mengikuti kejuaraan di tahun pertama, serta saat ia telah menjadi senior saat berlatih dan mengikuti kejuaraan di tahun kedua.


Perjalanannya menjadi player tahun pertama hingga menjadi player senior, telah menjadikan peribadinya menjadi sosok yang lebih dewasa, khususnya dalam hal mengatur emosi. Ikhlas sebagai player senior di tahun keduanya, memiliki tanggung jawab lebih sebagai patokan dan panutan adik-adiknya di lapangan. Karenanya, Ikhlas lebih mengontrol emosi dan luapan rasa lelahnya saat sudah jenuh berlatih, tidak seperti tahun pertama saat ia lebih bebas meluapkan rasa lelah dan emosinya, yang baginya wajar karena ia masih merupakan anak baru yang masih banyak dibimbing oleh senior-seniornya, serta masih dalam fase pencarian jati diri.


Kendati demikian, kadang memperlihatkan rasa lelah memang wajar dan sebuah hal yang masih patut dimaklumi. Namun memang menurutnya, lebih baik hal tersebut diatasi dengan manajemen diri yang baik. Seperti misalnya saat dirinya lelah dan berada di titik jenuh, ia memilih untuk diam, kemudian menenangkan diri lewat menyalurkan kesukaan atau hobinya, seperti bermain musik atau makan misalnya.


Selain belajar untuk menjadi lebih dewasa, dalam perjalanannya menjadi player, Ikhlas juga belajar untuk mencari cara belajar yang lebih efektif. Pencarian tersebut ia lakukan karena diakuinya memang nilainya sempat anjlok saat semester tiga karena ia belum menemukan cara belajar yang efektif, terlebih ia memang mengikuti kegiatan lain selain berkuliah, yaitu ikut dalam beberapa organisasi di fakultasnya dan juga menjadi player dalam UKM Marching Band UGM.


Perjalanan dan Dinamika menjadi Ketua MB UGM


Ikhlas menjadi ketua umum UKM Marching Band UGM di tahun ketiganya, tepatnya di kepengurusan tahun 2019. Saat masa pemilihan pengurus harian, ia adalah kandidat tunggal untuk dicalonkan menjadi ketua. Perjalannannya menjadi seorang ketua, pada awalnya berawal dari keinginannya untuk mendapatkan hadiah saat SOBO (pengenalan organisasi) di tahun pertamanya, sehingga saat itu ia mengacungkan tangan saat muncul pertanyaan siapa yang ingin menjadi ketua.


Apa yang diucakan memang menjadi doa tuturnya, sehinga pada tahun kedua ia benar-benar dicalonkan sebagai kandidat tunggal calon ketua umum, dan akhirnya menjadi ketua umum UKM Marching Band UGM periode kepengurusan 2019/2020.


Ikhlas sendiri mengaku ia awalnya tidak ingin menjadi ketua umum, bahkan sempat menghilang dari unit untuk menghindari dirinya dipilih untuk menjadi ketua umum. Dirinya masih berat hati sampai ia akhirnya benar-benar menjadi ketua, sehingga pada awal-awal kepengurusannya ia akui menjadi perjalanan yang cukup berat.


Menjadi ketua memang pastinya merupakan tanggung jawab dengan beban yang berat. Selain tanggung jawab utama yang banyak –monitoring, meng-handle, dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di lapangan, banyak juga hal-hal lain yang menjadi beban sebagai ketua. Mulai dari waktu yang tersita, beban pikiran mengenai lapangan yang bahkan terbawa sampai saat kuliah, hingga memikirkan staff di bawah kepengurusannya.


Namun pada akhirnya, Ikhlas yang sempat berat hati dan meragukan dirinya menjadi ketua berusaha untuk legowo dan mengikhlaskan diri. Untungnya juga ada orang-orang di sekelilingnya yang banyak membantu dan percaya dengannya, sehingga pada akhirnya ia berhasil menjalankan amanah sebagai ketua umum UKM Marching Band UGM hingga akhir masa kepengurusannya pada bulan Desember tahun ini.


Selain dibantu dan didukung oleh orang-orang disekitar dan para staffnya, ia juga dibantu oleh dorongan oleh dirinya sendiri, yang ia akui keras kepala dan tidak takut untuk mengambil resiko. Karenanya, ia juga berpegang pada prinsipnya, yaitu “jika berhasil akan bahagia, tetapi jika gagal akan lebih berusaha”.


Kendati sudah ikhlas dalam menjalankan amanat sebagai ketua, Ikhlas mengaku memang terdapat beberapa kesulitan yang harus hadapi sebagai seorang ketua, terlebih saat bersangkutan dengan kepengurusan dan para staff nya. Seperti saat pekerjaan yang kurang maksimal, lantaran para staff nya yang juga sama-sama masih berstatus sebagai mahasiswa, juga terkadang masih labih karena memang masih dari masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Selain itu, sebagai ketua ia juga harus selalu siap untuk mem-backup pekerjaan para staffnya.


Tetapi dibalik kesulitan-kesulitan tersebut, jauh lebih banyak berbagai hal positif dan pelajaran yang ia dapat. Seperti tumbuhnya ikatan batin dengan para staff pengurus harian, lantaran seringnya ia berinteraksi dan berurusan dengan mereka. Dari situ, Ikhlas juga belajar banyak mengenai cara menghadapi orang-orang dengan berbagai watak dan kelakuan yang berbeda.


Selain belajar banyak lewat berbagai interaksinya bersama staff pengurus harian dan berbagai tugas-tugasnya sebagai ketua, Ikhlas juga banyak mendapat kesempatan-kesempatan yang tidak semua orang bisa dapatkan, seperti bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang penting. Selain itu ia juga belajar banyak dalam hal public speaking dan memenejemen berbagai bidang, karena sebagai ketua tentu ia harus mengerti cara kerja dan berbagai urusan dari berbagai pekerjaan masing-masing staffnya.


Miftakhul Ikhlas sebagai Ketua Umum MB UGM


Pada akhirnya, menjadi ketua umum UKM yang bisa dibilang cukup besar, telah memberi Ikhlas banyak pelajaran dan pengalaman penting, yang akhirnya membantu perkembangan dirinya untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Berbagai pengalaman dan pelajaran yang ia dapat tadi, mulai dari perjalanannya menjadi player hingga telah menjabat sebagai ketua, ia akui tidak semua orang menemukannya selama berada di dalam unit.


Berbagai pelajaran dan pengalam yang ia dapat selama menjadi player dan ketua umum dalam unit marching band, ia akui sangat berguna dalam kehidupannya di luar unit. Bahkan sangat ia rasakan manfaatnya saat melaksanakan KKN kemarin. Juga secara langsung ataupun tidak telah banyak mempengaruhi hidupnya secara pribadi.


Ikhlas telah sukses sebagai ketua UKM Marching Band (MB UGM), yang dibuktikan dengan berbagai prestasi yang diraih unitnya, serta berhasilnya berbagai program kerja yang ia dan staff nya jalankan. Ikhlas juga berhasil mendekatkan kembali MB UGM dengan rektorat, dimana tadinya MB UGM mempunyai citra yang kurang baik di mata rektorat.


Selain itu, ia juga banyak membawa inovasi-inovasi baru dan menghidupkan beberapa program lama yang telah mati, sepeti beberapa acara maintenance alat yang berhasil diselenggarakan, sharing session bersama player Blue Devil, serta mengikuti parade sebagai pengisi acara HUT Karanganyar kemarin.


Dengan beajar menjadi lebih dewasa dan sabar, Ikhlas juga telah berhasil menjadi sosok ketua unit MB UGM yang dihormati, serta menjadi panutan dan kebanggaan para anggotanya. Dengan menjadi dewasa dan lebih sabar, ia dikenal sebagai sosok ketua yang sabar, tidak mudah marah, bijak, dan kalem namun tetap tegas dalam menjalankan kewajibannya.


Ikhlas juga telah membuktikan, dengan tekad kuat, tidak takut mengambil resiko, dan bersungguh-sungguh dalam mengemban amanah, maka kita akan mengacap hasil manis pada akhirnya. Dari situ, Ikhlas akhirnya dapat bertransformasi dari yang hanya seorang player junior yang masih sering “disuapi” oleh para seniornya, hingga menjadi Ikhlas yang seorang ketua umum UKM Marching Band (MB UGM) yang berhasil menaikan citra MB UGM di mata rektorat, dan sukses mengantarkan unitnya sebagai juara umum pada ajang kompetisi.

86 views0 comments

Recent Posts

See All

Obi: Volunteering Adalah Momentum Pengembangan Diri

(Oleh Haerunnisa dan Nanda Sazkya) Tergabung menjadi seorang volunteer atau relawan adalah sebuah hal yang sering kali dan umum dilakukan. Membantu dengan sukarela, meluangkan waktu dan kemampuan sert

MEMAHAMI SITUASI PINGGIRAN LEWAT PERAN FISIK MANUSIA

Oleh Gabriel Dania Rekalino Kandolia Ajang pameran seni rupa Biennale Jogja XV 2019 dilaksanakan secara tersebar di beberapa lokasi di Yogyakarta pada 20 Oktober-30 November 2019. Tahun ini, Biennale

bottom of page