top of page
Search

Lelucon, Aksi Sosial, atau Pencitraan Belaka?

Updated: Nov 22, 2019


Banyak sekali permasalahan atau isu-isu yang terjadi di Indonesia pada saat ini. Dengan semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang begitu pesat pada masa kini, masyarakat yang merupakan pengguna internet dapat mengakses serta mengetahui berita terbaru dan ter-update apa saja yang ada di koran online atau dunia maya. Pengguna internet tersebut biasa disebut dengan warganet atau warga internet dan juga netizen yang berasal dari bahasa inggris dan memiliki akronim citizen of the net. Pengguna internet atau netizen dapat berselancar di dunia maya kapan pun dan di manapun.

Masalah atau isu yang terjadi di Indonesia pada saat ini pun ada berbagai macam. Masalah atau isu tersebut juga dapat dijumpai atau ditemui pemberitaannya di dalam sosial media yang saat ini banyak digunakan oleh netizen Indonesia seperti Twitter, Facebook, Instagram, Line, dan yang lainnya. Isu atau masalah yang ada pada sosial media tersebut berupa isu politik, isu sosial, bencana alam, kebakaran hutan dan berbagai macam isu lainnya.

Dengan adanya berita yang diunggah di sosial media tersebut, banyak netizen Indonesia yang mengungkapkan reaksinya terhadap berita yang diunggah di sosial media ke dalam bentuk komentar.

Berita yang tersebar di sosial media tersebut tersebar melalui berbagai macam bentuk, dapat berupa meme, influencer, akun-akun autobase yang ada di Twitter khususnya, akun berita online dan berbagai bentuk penyebaran berita tersebut memancing pandangan-pandangan yang berbeda dari pengguna sosial media dari berbagai kalangan usia.

Namun terkadang penyebaran berita dalam bentuk-bentuk seperti meme, influencer yang dikenal melalui sosial media terkadang dapat membawa dampak positif dan juga negatif yang merupakan akibat dari bentuk penyebaran berita tersebut. Hal itu dapat terjadi tergantung dengan bagaimana pengguna internet atau sosial media menyikapi bentuk dari penyebaran berita tersebut, terkadang ada bentuk meme yang memiliki sifat menjatuhkan atau destruktif maka dari hal tersebut dapat mengundang kritik atau komentar yang negatif dari netizen di Indonesia.

Lalu ada contoh berupa meme yang sifatnya merupakan sebuah hiburan semata atau menjadi lelucon karena sifatnya hanyalah untuk menghibur para pengguna internet dan sosial media, meme sejenis itu dapat mengundang respon yang begitu positif dari para pengguna internet dan sosial media, namun di samping itu, tidak hanya respon positif saja ternyata meme yang bersifat sebagai sarana hiburan tersebut juga bisa mendapat respon yang bersifat negatif, biasanya respon tersebut dapat terjadi karena ada pengguna internet dan juga sosial media yang memiliki pemikiran “tidak semua konten yang ada pada internet dapat dijadikan sebuah meme.”

Hal tersebut bisa terjadi karena menurutnya pembuatan meme yang bersifat sebagai sarana hiburan untuk para pengguna internet dan juga pengguna sosial media tersebut kesannya terlalu berlebihan untuk dijadikan bahan lelucon netizen. Mereka, para pengguna internet dan pengguna sosial media juga memiliki pandangan dari perspektif mereka masing-masing seperti, “bercanda itu boleh, asalkan tahu situasi dan kondisi.” Hal tersebut dilontarkan oleh seorang netizen yang mengomentari dua buah foto yang diunggah pada sebuah akun sosial media Twitter. Kedua foto tersebut merupakan foto seorang influencer yang ada di dunia maya Awkarin yang sedang membagikan nasi kotak di tengah para pendemo pada saat itu dan sebuah foto dengan gambar isi kotak pada nasi tersebut berisikan kelelawar.

Hal tersebut tentunya mengundang banyak kecaman dari para pengguna internet dan sosial media, rata-rata pengguna Twitter tersebut menuliskan komentarnya dengan tidak suka dengan orang yang menyebarkan meme seperti itu karena tidak melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum mengunggahnya pada akun Twitter milik pengguna sosial media dari platform tersebut. Namun kembali lagi kepada perspektif masing-masing individu, apakah konten yang dimuat atau diunggah tersebut layak mendapatkan apresiasi atau tidak? Selanjutnya, ada penyebaran berita melalui influencer, di sini saya akan mengambil contohnya dengan seorang pengguna internet dan sosial media bernama Awkarin.

Alasannya adalah karena akhir-akhir ini seiring banyak terjadinya permasalahan di Indonesia terutama pada bidang sosial da politiknya, seorang bernama Karin atau biasa disebutkan dengan nama Awkarin ini terlihat begitu menonjol di antara orang-orang lain. Awkarin banyak menjalani berbagai bentuk kegiatan sosial. Sewaktu ada demo besar-besaran, perempuan itu ikut terjun di lapangan di tengah para demonstran ia membagikan makanan berupa nasi kotak, di lain waktu ia bersama orang-orang lain membersihkan sampah-sampah sisa yang ada di jalanan akibat dari demo.

Akhir-akhir ini juga perempuan itu melakukan aksi sosial di Kalimantan Tengah khususnya daerah yang terpapar asap akibat kebakaran hutan. Awkarin memperoleh dana donasi dari website kitabisa.com selanjutnya laman yang dibuatnya tersebut disebarkan melalui sosial media yang ia punya. Awkarin menuliskan sebuah hashtag bertuliskan #SosialMediaUntukMediaSosial. Dari hashtag yang dituliskannya tersebut saya beranggapan bahwa sosial media tidak selamanya membawa dampak negatif bagi para penggunanya, sosial media juga bisa dapat menjadi sebuah ajang media sosial untuk membantu sesama.

Dari sudut pandang saya sebagai pengguna internet dan pengguna sosial media melihat kasus-kasus yang terjadi di sosial media khususnya pada Twitter, saya memiliki pendapat sendiri terhadap hal itu. Pengguna internet dan juga pengguna sosial media seharusnya bersifat kritis dalam menanggapi berbagai berita yang ada di platform sosial media. Pengguna sosial media juga tentunya harus mencari tahu kebenaran dari berita-berita yang diunggah di sosial media. Juga, pengguna sosial media harus berhati-hati terhadap berita isu atau kabar burung yang mengundang provokasi terhadap pengguna sosial media yang lainnya.

Jadikan sosial media yang ada di dunia maya menjadi sebuah sarana hiburan dan pengetahuan bagi pengguna internet di Indonesia. Hal tersebut tergantung dengan para pengguna internet atau sosial media, apakah mereka akan menggunakannya dengan baik atau sebaliknya? Apakah mereka akan menerima berita yang tersebar di sosial media tersebut dengan baik atau tidak?

23 views0 comments

Recent Posts

See All

PEMBATASAN JAM MALAM BAGI PEREMPUAN

Nama: Hanum Ari Prastiwi NIM: 18/424761/SA/19133 Mata Kuliah: Komposisi Menulis Kreatif (menulis etnografi) Alasan pembatasan jam malam pada perempuan terutama suku Jawa sudah tidak asing dengan kalim

bottom of page